POSMETRO MEDAN,Medan - Di tengah hiruk pikuk kehidupan dan keterbatasan, ada seorang guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Padang Lawas yang tidak pernah lelah menyalakan cahaya iman. Namanya Mahmudin Ali Syukur Siregar.
Sepeda motornya menjadi saksi bisu perjalanan dakwah dari desa ke desa, mengantar pesan kebaikan dengan ketulusan hati. Meski hidup sederhana, semangatnya melampaui batas, menjadikannya teladan tentang arti pengabdian yang sesungguhnya.
Siang itu, selepas azan Zuhur, Mahmudin hanya sempat berganti pakaian sebelum kembali bergegas. Sepeda motornya sudah siap di depan rumah, menantinya menembus jalanan desa yang sebagian masih berbatu. Tujuannya adalah wirid Yasin di Kecamatan Barumun Tengah, sebuah kegiatan rutin yang selalu ia hadiri.
Guru MTsN 2 Padang Lawas ini kini berstatus ASN PPPK. Namun, bagi Mahmudin, pengabdian tidak berhenti di ruang kelas. Setiap Jumat usai salat, ia berkeliling dari satu desa ke desa lain, menyampaikan pesan dakwah sederhana namun penuh makna: mengingatkan jamaah agar selalu ingat pada Allah dan menyiapkan bekal menuju akhirat.
"Tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput. Maka perbanyaklah amal shalih, jauhi maksiat, dan jangan tunda taubat," ucapnya lantang, disambut tatapan khusyuk jamaah.
Hari itu, ia membawakan tema Siksa Kubur dan Amalan yang Meringankannya. Ia mengingatkan pentingnya zikir, salat, sedekah, membaca Al-Qur'an, serta menjaga hubungan baik sesama.
Meski tema berat, penyampaiannya lembut dan sederhana, sehingga mudah dipahami serta menyentuh hati.
Di balik kiprahnya, Mahmudin menjalani kehidupan yang penuh kesahajaan. Istrinya sehari-hari berjualan es kelapa di pinggir jalan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Namun keterbatasan ekonomi tidak pernah menyurutkan langkahnya dalam menebar ilmu dan cahaya iman.