POSMETRO MEDAN,Medan– Di balik angka-angka statistik kesehatan yang kaku, tersimpan denyut perjuangan agar bayi lahir sehat dan tumbuh tanpa hambatan.
Sebuah tim pengabdian masyarakat lintas negara, dipimpin tiga guru besar Universitas Sumatera Utara (USU), membawa misi mulia: menekan angka stunting dengan mengedukasi ibu hamil. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (15/8/2025).
Fokus utama mereka adalah menurunkan angka anemia pada ibu hamil demi memutus rantai stunting sejak dari rahim. Masalah ini nyata dan mendesak.
Di Medan, angka anemia pada ibu hamil mencapai 37,7 persen, sementara di Hanoi, Vietnam, kondisinya bahkan lebih tinggi, 43,6 persen.
Stunting pada balita di kedua wilayah masih berada di kisaran 20–30 persen. Data ini menjadi alarm darurat yang tak boleh diabaikan. Anemia pada ibu hamil berisiko memicu bayi lahir dengan berat rendah, pertumbuhan terhambat, hingga gangguan kognitif permanen.
Di garda terdepan, Prof. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, pakar gizi kesehatan masyarakat, bertindak sebagai komandan lapangan. Ia didampingi Prof. Ir. T. Sabrina, M.Agr, Ph.D, spesialis ilmu tanah yang memahami keterkaitan pangan dan nutrisi, serta Prof. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec, ekonom pertanian yang mengkaji pengaruh pangan dan daya beli terhadap gizi keluarga.
Sejak April 2025, mereka meninggalkan ruang kuliah dan laboratorium untuk turun langsung ke lapangan, dari puskesmas pembantu di Balam, Kota Medan, hingga daerah terpencil di Hanoi.
Misi yang mereka bawa sederhana namun strategis: