POSMETRO MEDAN,Medan -- Banyaknya kegiatan sosialisasi peraturan daerah (Sosper) yang digelar anggota DPRD Kota Medan, menuai pertanyaan publik. Pasalnya, meski intensitas kegiatan meningkat, warga menilai belum sepenuhnya dirasakan sebagai solusi nyata atas permasalahan sehari-hari.
Rais, salah seorang warga yang tinggal di bantaran sungai, mengungkapkan kekecewaannya. Ia berharap agar anggota DPRD tidak sekadar menggelar sosialisasi di ruang formal, melainkan juga turun langsung ke gang-gang kecil untuk melihat kondisi warga.
"Coba datanglah ke gang kami, biar lihat sendiri bagaimana kami hidup di bantaran sungai. Jalan rusak, gorong-gorong tak ada, parit pun tersumbat. Sudah capek kami mengadu ke kepling dan kelurahan, tapi tak ada respon," keluh Rais, Minggu (14/9).
Menurutnya, keberadaan Sosper seharusnya bisa menjadi jembatan agar suara warga mendapat progres dan tindak lanjut nyata, bukan hanya seremoni. Rais bahkan menyinggung contoh wilayah lain seperti Medan Area dan Sunggal yang menurutnya juga menghadapi masalah serupa.
"Kami mohon sampaikan juga ke Wali Kota Medan, Pak Rico Tri Putra Bayu Waas. Kami ini juga rakyat, masyarakat Kota Medan, meski tinggal di pinggiran sungai. Keluhan kami jangan diabaikan," tegasnya.
Fenomena ini memperlihatkan jurang harapan warga terhadap peran legislatif di tingkat kota. Sosper dinilai penting sebagai sarana edukasi, namun warga mendesak agar langkah tersebut dibarengi aksi konkret yang menjawab kebutuhan dasar masyarakat, terutama di kawasan rawan banjir dan pemukiman kumuh.
(Rez)