POSMETRO MEDAN, Medan –Sejumlah mahasiswi Universitas Darma Agung (UDA) diduga mengalami penyekapan di kamar asrama oleh pihak yang mengaku sebagai pengurus Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA).
Peristiwa ini terjadi di kompleks yayasan yang terletak di Jalan Dr. TD Pardede No. 21, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Insiden tersebut diduga berkaitan dengan konflik internal yang tengah melanda yayasan, khususnya menyusul kebijakan baru terkait pungutan biaya asrama.
Salah satu pihak yang mengklaim sebagai ahli waris yayasan menunjuk Livi Sembiring sebagai pengelola atau ibu asrama.
Kebijakan baru itu menuai polemik setelah Livi Sembiring mulai memberlakukan pungutan sebesar Rp250 ribu per orang kepada para penghuni asrama.
Padahal, sebelumnya kamar asrama diberikan secara gratis, mengingat mayoritas mahasiswi berasal dari luar kota dan memiliki keterbatasan ekonomi.
Situasi memanas ketika para mahasiswi menolak pungutan tersebut. Beberapa di antara mereka mengaku mendapat intimidasi hingga mengalami tindakan penyekapan oleh orang-orang yang disebut sebagai suruhan yayasan.
"Teman saya, mahasiswi semester enam, disekap selama tiga jam. Ia sempat meminta bantuan kepada saya," ujar Leni, mahasiswi Fakultas Pertanian UDA, saat ditemui wartawan pada Selasa (6/5) malam.
Menurut Leni, aksi penyekapan dilakukan oleh sejumlah pria yang mengaku mendapat perintah dari Livi Sembiring.
Mereka mendatangi asrama secara tiba-tiba, lalu mengunci kamar dari luar. Bahkan, salah satu pintu kamar mandi sempat didobrak saat ada mahasiswi di dalamnya.
“Sore itu, banyak pria datang dan mengunci kami dari luar. Mereka juga menggedor pintu kamar mandi tempat teman saya berada,” ungkap Leni.
Leni menambahkan, insiden intimidasi serupa pernah terjadi pada bulan sebelumnya. Saat itu, beberapa mahasiswi sempat dipaksa membayar pungutan sebesar Rp167 ribu karena merasa takut.
Namun, pungutan tersebut kemudian digratiskan dengan dalih mempertimbangkan kondisi ekonomi mahasiswa.
"Kami berharap situasi kembali kondusif seperti dulu. Kami hanya ingin belajar dengan tenang tanpa gangguan atau rasa takut," kata Leni, menyuarakan harapan para penghuni asrama.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Universitas Darma Agung maupun Yayasan Perguruan Darma Agung terkait dugaan penyekapan dan intimidasi terhadap mahasiswi tersebut.(Dam)