POSMETRO MEDAN, MEDAN – Grib Jaya Kota Medan mendampingi Lanniari Hasibuan (53), ibu dari Najwa Aliya (19), ke BP3MI, Kamis (21/8/2025).
Kedatangan mereka bertujuan mengurus pemulangan jenazah Najwa yang meninggal di Kamboja pada 12 Agustus 2025.
Najwa, yang dikabarkan meninggal karena overdosis Panadol, namun surat kematian dari rumah sakit yang menyatakan penyebabnya adalah dispepsia. Dalam bahasa sehari hari dispepsia disebutkan maag.
Pihak keluarga menduga Najwa merupakan korban penipuan kerja ilegal.
Najwa awalnya berangkat dari Medan pada 29 Mei 2025, dengan alasan akan diwawancarai untuk bekerja di BCA Medan. Namun, pada hari yang sama, ia dilaporkan sudah berada di Bangkok dan kemudian Kamboja.
Menurut Lanniari, anaknya diiming-imingi pekerjaan oleh seorang pria WN Inggris bernama Christopher, yang dikenal ibunya saat berada di Malaysia.
"Dia bilang mau wawancara kerja, tapi kok malah ke luar negeri. Kami juga sempat bingung," ujar Lanniari kepada wartawan.
Menurut Sumarni, perwakilan BP3MI, Najwa tidak terdaftar sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). "Najwa berangkat bukan sebagai PMI. Dia tergiur tawaran pekerjaan di bidang pelestarian lingkungan yang tidak jelas," ungkapnya.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja menyatakan akan memberikan pendampingan dan fasilitasi, termasuk pengurusan dokumen. Namun, biaya pemulangan jenazah sebesar Rp135 juta tidak dapat ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Di tengah kesulitan finansial yang dihadapi keluarga Najwa, organisasi kemasyarakatan Grib Jaya Kota Medan berinisiatif membantu. Menurut Dudi Efni, Ketua OKK Grib Jaya Kota Medan, pihaknya siap menanggung biaya dan mengurus kepulangan jenazah.