POSMETRO MEDAN,Toba – Frengki Boris Sitorus (36), tenaga honorer di Dinas Sosial Kabupaten Toba yang sehari-hari bertugas sebagai sopir Kepala Dinas Sosial, Lalo Simanjuntak, ditemukan meninggal dunia di Sungai Aek Alian, Desa Hutagaol, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 15.44 WIB.
Korban yang merupakan warga Silalahi Dolok, Desa Silalahi Pagar Batu, Kecamatan Balige, pertama kali ditemukan oleh Amriko Napitupulu (40), seorang warga yang sedang memancing di sekitar lokasi. Saat melihat ada jasad tersangkut pada kayu, Amriko segera memanggil temannya, Pinto Sigalingging (46), sebelum melaporkan temuan tersebut ke Kepala Dusun II Liga-Liga dan Polsek Balige.
Saat dievakuasi sekitar pukul 17.20 WIB, kondisi tubuh korban sudah membengkak. Ia masih mengenakan kemeja biru, celana jeans biru, dan sepatu putih. Jenazah kemudian dibawa menggunakan ambulans ke RS HKBP Balige, lalu dirujuk ke RSUD Porsea untuk dilakukan visum.
Kapolsek Balige, AKP Libertius Siahaan, membenarkan penemuan tersebut. Dari hasil visum sementara, korban diperkirakan telah meninggal sekitar tiga hari sebelum ditemukan. "Dilihat dari kondisi tubuh yang sudah membengkak, diduga korban sudah meninggal dan mengambang di sungai sekitar tiga hari lalu," ujar Libertius.
Selain jasad korban, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti berupa serpihan sepeda motor RX King yang sebelumnya dikendarai korban. Barang bukti itu antara lain satu jok sepeda motor hitam merah, dua pecahan sayap motor merah, satu plat nomor polisi BB 2530 EI bertuliskan 'Ramot', satu dompet berisi identitas, serta satu unit ponsel.
Sepeda motor tersebut diketahui milik Ramot Siahaan (25), warga Desa Hinalang, Kecamatan Balige. Berdasarkan keterangan Ramot, pada 4 September lalu dirinya dan korban sempat bertukar kendaraan. Sepeda motor dinas berplat merah yang biasa dipakai korban digunakan Ramot, sementara korban mengendarai RX King miliknya.
Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dinas Sosial Kabupaten Toba, Uly Siahaan, mengatakan korban sudah tercatat sebagai tenaga honorer sejak 2015. Selama ini, Frengki dikenal sebagai sosok pekerja keras, ramah, dan baik.
"Kami terakhir bertemu Kamis sore di kantor. Saat itu masih ada berkas yang perlu dilengkapi. Saya pribadi sangat kaget dan tidak menyangka dia meninggal dengan cara tragis seperti ini," ujar Uly, Senin (8/9/2025).
Sebagai atasan langsung, Uly berharap kasus kematian Frengki dapat segera diungkap. "Laporan sudah disampaikan ke pihak kepolisian, bahkan Pak Kadis ikut mendampingi keluarga korban. Kami berharap jika ada unsur pidana, pelaku segera ditangkap," tegasnya.(WSP)