POSMETRO MEDAN, Medan - Beberapa orang mengalami nyeri dada yang bisa sangat menyakitkan. Misalnya, rasa nyeri itu menjalar hingga ke lengan kiri dan punggungnya, membuatnya sulit bernapas dan berkeringat dingin. Dalam kondisi panik, penderita dapat diliputi kecemasan karena tak tahu pasti apakah ini gejala serangan jantung yang mematikan atau hanya akibat asam lambung yang kambuh.
Ketidakpastian itu membuatnya ragu untuk segera mencari pertolongan medis. Padahal, nyeri dada seperti ini bisa menjadi tanda kondisi serius yang memerlukan penanganan cepat.
Lalu, apa perbedaan antara nyeri dada yang disebabkan oleh asam lambung dengan serangan jantung?
Dokter gastroneterologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, Subsp. G.E.H (K) menjelaskan bahwa perbedaan kentara antara nyeri dada akibat asam lambung dan serangan jantung adalah berdasarkan dampak dari aktivitas yang dilakukan. "Nyeri dada yang memberat pada saat aktivitas bisa merupakan gangguan jantung," ujar Hasan saat dikutip dari kompas.com, Kamis (29/5/2025).
Ia menambahkan, untuk nyeri dada karena asam lambung, akan disertai dengan rasa terbakar di dada yang biasanya timbul setelah makan. "Nyeri dada karena asam lambung (GERD), biasanya timbul setelah makan, terutama ketika berbaring atau membungkuk," lanjut dia.
Hasan menambahkan, gejala ini disebabkan oleh refluks asam lambung ke kerongkongan (esofagus), yang merupakan gejala utama GERD.
Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dekan di Fakulkas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM mengatakan, perbedaan antara nyeri dada ini terletak pada lokasi rasa sakitnya."Nyeri jantung itu biasanya ada di sebelah kiri dan menjalar ke tangan kiri," ujar Ari saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Kamis (29/5/2025).
"Kalau asam lambung biasanya nyerinya dada disertai mulut pahit dan rasa asam," lanjut dia.
Meski sudah mengetahui perbedaan dari nyeri dada akibat asam lambung atau gangguan jantung, Ari mengimbau kepada masyarakat untuk tetap memeriksakannya ke dokter jika terjadi nyeri dada. Sebab, dengan pemeriksaan yang tepat, maka diagnosa bisa ditegakkan untuk dilakukan tindakan pertolongan atau pengobatan yang sesuai. (wan/kcm)