Posmetro Medan, Medan - Dalam era keterbukaan informasi, sikap tertutup justru menjadi sorotan.
Hal ini tergambar dari respons dingin anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) Fraksi NasDem, RR STM, beberapa kali upaya konfirmasi wartawan yang mencoba menelusuri transparansi anggaran reses, isu alfanya dalam Rapat Kerja Tahunan Penetapan Kerja Tahun 2026 beberapa waktu lalu.
Sementara SPJ kehadiran tetap berjalan. Rapat tersebut diadakan di hotel berbintang, Grand Mercure Angkas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa, (1/7/2026).
Bukan hanya satu kali, namun berkali-kali, komunikasi yang dibangun secara etis oleh wartawan mendapat jawaban singkat, datar, bahkan kadang terkesan menolak secara halus.
Mulai dari balasan "Terima kasih", "Saya menolak menjawab," hingga "Kita berjalan masing-masing saja."
Dalam salah satu percakapan via WhatsApp yang terekam, saat wartawan mencoba menanyakan angka dan mekanisme penggunaan dana reses yang menyentuh ratusan miliar rupiah, RR Stm menyerahkan semua ke staf dan Sekwan.
Ketika ditawarkan wawancara profil secara gratis pun, jawaban yang diberikan adalah, "Ga usah kak, toh sudah naik berita di atas"Begal dana reses".
Sikap ini memunculkan tanda tanya. Apakah memang ada ketakutan untuk tampil terbuka Padahal, sebagai pejabat publik, keterbukaan dan komunikasi adalah bagian dari amanah konstitusi.
Saat dikonfirmasi soal ketidakhadiran dalam paripurna penyampaian hasil reses pada 30 Juni lalu di mana hanya 29 dari 79 anggota dewan aktif, anggota dewan yang tidak hadir jawaban yang diberikan hanyalah sebuah ikon jempol.
Tak hanya satu kali, catatan media memperlihatkan pola respons RR Stm yang kerap dingin terhadap pertanyaan jurnalistik.