Posmetro Medan, Medan - Hotel Grand Mercure Medan, seolah berubah menjadi kantor bayangan parlemen. Di ruang besar berpendingin AC super canggih, deretan kursi satin warna krem dihias pita biru laut, menanti para 'wakil rakyat' untuk menata program kerja tahun 2026.
Sebanyak 79 anggota dewan aktif yang diundang 12 orang anggota dewan Alfa. Tapi yang hadir bukanlah semangat pelayanan publik melainkan tanda tanya besar siapa yang benar-benar duduk di kursi empuk itu, Selasa, (1/7/2025).
Di tengah isu korupsi besar yang menimpa Kepala Dinas PUPR Sumut, Topan Obaja Ginting, yang dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), rapat kerja ini justru diadakan di hotel berbintang.
Bukan di ruang rakyat di Gedung DPRD Sumut, tapi di tempat dengan tarif rapat fantastis dan menu makan siang yang menggiurkan.
Beck drof besar bertuliskan "Rapat Kerja DPRD Provinsi Sumatera Utara dalam Rangka Penetapan Program Kerja Tahun 2026" berdiri gagah.
Tapi di kursi peserta, banyak wajah justru absen dari pandangan. Dari 100 cuma 79 anggota dewan aktif mengikuti jalannya acara.
Seorang staf panitia menyebut bahwa rapat ini rutin tahunan dilakukan.Tapi publik mulai mempertanyakan sensitivitas wakil rakyat dalam memilih lokasi dan momentum.
Di tengah isu OTT dan kepercayaan publik yang terkikis, kenapa justru rapat digelar di hotel mewah.
Ketua DPRD Sumut Alergi Kamera
Sorotan lain datang saat sesi dokumentasi berlangsung. Seorang wartawan yang mengambil gambar dari sisi kanan ruangan mendengar Ketua DPRD Sumut, Erni Arianti pandangannya sinis sambil melirik wartawan