POSMETRO MEDAN,Medan – Dikaitkan dengan kasus korupsi yang menjerat anak buahnya, Topan Ginting, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, melakukan langkah tegas dalam upaya pembenahan birokrasi dengan melantik 60 pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Jumat (5/7/2025).
Dalam sambutannya, Bobby menyampaikan pesan keras dan lugas kepada seluruh pejabat yang dilantik: jangan menjadi sosok yang arogan, sulit ditemui, dan semena-mena terhadap bawahan.
"Pejabat itu harusnya makin dekat dengan masyarakat, bukan malah menjauh setelah duduk di kursi empuk," tegas Bobby di hadapan para undangan dalam pelantikan yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut.
Ia menyinggung kebiasaan buruk sejumlah pejabat yang kerap berubah sikap setelah dilantik—menjadi eksklusif, tidak ramah, bahkan terkesan memperlakukan bawahannya dengan tidak hormat. "Loyalitas itu bukan kepada atasan, tapi kepada masyarakat. Jangan lupa, gaji kita semua dibayar oleh rakyat," ujarnya menekankan.
Langkah "cuci gudang" ini disebut sebagai sinyal kuat bahwa Bobby serius membenahi tatanan birokrasi yang selama ini dinilai lamban, tidak transparan, dan kurang responsif terhadap kebutuhan publik. Ia menegaskan bahwa jabatan yang diberikan adalah amanah, bukan alat untuk memamerkan kekuasaan.
"Jangan hanya duduk manis di kursi. Tunjukkan kinerja, hadirkan solusi. Jabatan ini bisa hilang kapan saja kalau kalian tidak becus," tandasnya dengan nada serius.
Pelantikan ini menjadi penanda awal pembaruan di lingkungan Pemprov Sumut. Bobby ingin memastikan bahwa pejabat yang diangkat bukan hanya mampu secara administratif, tetapi juga memiliki integritas dan semangat melayani.
"Berhentilah merasa jadi penguasa, mulailah belajar jadi pelayan masyarakat," pungkasnya.
Pesan tersebut menjadi pengingat sekaligus peringatan bahwa di bawah kepemimpinan Bobby Nasution, birokrasi Sumut dituntut untuk berubah—lebih terbuka, lebih cepat, dan lebih berpihak kepada rakyat. (Rez)