POSMETRO MEDANB, Pakpak Barat– Di balik hamparan hijau perbukitan Salak, sebuah masalah kesehatan serius tengah mengintai masa depan generasi.
Angka anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Salak mencapai 55,7%, sementara stunting pada balita menembus 25%. Bukan sekadar statistik, data ini menjadi alarm keras bagi masa depan anak-anak Pakpak Barat.
Pada 21 Juli 2025, aula sederhana Puskesmas Salak dipenuhi ibu-ibu hamil yang duduk dengan penuh harap. Mereka hadir untuk mengikuti peluncuran program *"Early Intervene"*, sebuah operasi senyap melawan stunting yang digagas tim pengabdian masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) bersama tenaga kesehatan setempat.
Program ini dipimpin dr. Devi Nuraini Santi, MKes, dengan dukungan dua profesor lintas bidang, Prof. Dr. Ir. Evawany Aritonang dan Prof. Drs. Mauly Purba.
Masalah di Hulu
Data Dinas Kesehatan menyebut, anemia pada ibu hamil di wilayah ini tergolong "darurat". Kekurangan zat besi membuat tubuh lemah, meningkatkan risiko persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Kondisi ini menjadi mata rantai yang berujung pada balita stunting: pertumbuhan terhambat, perkembangan otak terganggu, dan masa depan terancam.
"Kalau kita mau turunkan stunting, harus dimulai dari ibu hamil. Kalau di hulunya sudah bermasalah, hilirnya akan makin parah," tegas dr. Devi.
Tiga Senjata Utama
Program *Early Intervene* menggabungkan tiga strategi: