POSMETRO MEDAN,Medan– Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Kota Medan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Rabu (24/9).
Mereka mengecam keras dugaan tindak kekerasan yang dilakukan pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL) terhadap masyarakat adat Nagori Sihaporas, Kabupaten Simalungun.
Suasana aksi kian memanas ketika salah satu orator, Dimpos Manalu, melakukan panggilan telepon langsung kepada Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang di hadapan anggota DPRD Sumut. Massa menuntut kepastian sikap aparat kepolisian dalam penanganan kasus tersebut.
"Bapak Kapolres, kami ingin mendengar langsung bagaimana sikap kepolisian terkait tindakan represif yang dialami masyarakat Sihaporas. Jangan sampai polisi justru melindungi kepentingan perusahaan," tegas Dimpos melalui pengeras suara.
Menjawab itu, Kapolres AKBP Marganda Aritonang menegaskan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dari pihak perusahaan dan akan mendengarkan keterangan masyarakat adat. Ia berjanji penyelidikan dilakukan secara terang dan transparan.
Kapolres Besuk Korban Pascakonflik
Sehari sebelumnya, Senin malam (22/9), Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang mendatangi RSU Harapan, Pematangsiantar, untuk membesuk masyarakat Lamtoras, korban bentrokan antara warga adat dengan PT TPL.
"Saya mengunjungi dan membesuk masyarakat yang dirawat pascakeributan guna memastikan kondisi korban. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari upaya Polri menangani konflik secara menyeluruh," kata Marganda kepada wartawan.
Ia juga mengaku melakukan wawancara langsung dengan korban untuk memperkuat bahan pemeriksaan penyidik.
Konflik agraria antara PT TPL dan masyarakat adat Sihaporas bukan kali pertama menyita perhatian publik. Aksi mahasiswa kali ini menegaskan adanya dorongan kuat agar aparat kepolisian benar-benar bersikap netral, tidak menjadi perpanjangan tangan korporasi, serta segera menindak tegas segala bentuk kekerasan.(Rez)